Mengenai Saya

Foto saya
banda aceh, nangroe aceh darussalam, Indonesia
Herman rasyid: asal pinrang sulawesi selatan. mahasiswa fakultas hukum di universitas syiah kuala banda aceh (nangroe aceh darussalam)

Kamis, 18 November 2010

Gaya bahasa remaja masa kini

Pernah melihat liputan sebuah acara pentas sekolah di TV?  Pernah mengamati bagaimana kaum remaja menjawab pertanyaan yang diberikan oleh para wartawan?  Kira-kira beginilah :
  1. "Emm, pokoknya acara asyik banget, band-band yang tampil keren banget, musiknya OK, ya pokoknya te-o-pe deh!"
  2. "Gila, acaranya keren banget gitu, lho!  Aduh pokoknya keren deh...  Pokoknya yang nggak dateng nyesel aja!!"
  3. "Wah, pokoknya gua salut lah sama panitianya.  Acaranya keren abis, booo!!"
Lalu bagaimana kalau dimintai komentar, misalnya tentang seorang artis favoritnya, katakanlah shiren sungkar? 
  1. "Wah shiren sungkar itu top banget, gitu lho!  Bodinya seksi, suaranya bagus, cantik banget, aduh pokoknya keren deh!"
  2. "Iya, gua demen banget sama shiren.  Dia tuh udah seksi, jago nyanyi, udah gitu jago akting lagi!  Wah, tipe gua banget, tuh!"
  3. "Gua suka shiren....  karena apa ya?  Ya karena dia keren aja, gitu!!!"
Entah bagaimana pendapat para guru di sekolah, yang jelas saya merasa prihatin dengan kondisi kemampuan berbahasa kaum remaja kebanyakan.  Taufik Ismail sebelumnya sudah seringkali memperingatkan semua orang tentang betapa kurangnya pengajaran bahasa dan sastra Indonesia baik dari segi kualitas dan kuantitas.  Saya percaya sang ikon sastra Indonesia itu memang benar.  

Masalahnya bisa merembet kemana-mana.  Dengan kemampuan berbahasa seperti ini, maka bisa dibayangkan bagaiman buruknya kualitas komunikasi yang terjadi di dunia remaja.  Mereka tidak bisa menyampaikan maksudnya dengan baik.  Sebenarnya tidak ada salahnya menggunakan bahasa non-baku, asalkan maksudnya tersampaikan.  Tapi dari enam contoh kalimat di atas, berapa banyakkah informasi yang bisa kita dapatkan?

Dengan kondisi seperti ini, wajarlah kiranya jika para siswa sekolah jauh lebih memilih mengerjakan soal-soal pilihan ganda daripada esai.  Masalahnya jelas : mereka tidak mampu menyampaikan maksudnya dengan baik ; dengan cukup jernih sehingga bisa dimengerti oleh orang lain.  Kalau cuma sekedar bilang "si A keren", "acara ini bagus", "desainnya ciamik" dan sebagainya, siapa pun bisa melakukannya.  Tapi tidak ada yang mengerti maksud pembicaraannya sebenarnya.  Keren seperti apa?  Mengapa ia dibilang keren?  Apa yang membuatnya merasa ia lebih keren daripada yang lain?  Tidak ada secuil pun informasi!

Gaya berbahasa berkaitan erat dengan bahan bacaannya.  Kalau yang dibaca remaja selalu masalah-masalah percintaan yang beraliran gombalisme, maka tidak heran jika pikiran mereka pun tidak terbiasa dengan hal-hal lain yang sebenarnya sangat penting.  Jika pikirannya hanya disibukkan oleh hal-hal semacam itu, maka jangan heran jika mereka cenderung menghindar dari pembicaraan-pembicaraan serius (dan tentu juga tulisan-tulisan yang serius).

Menurut saya, di sekolah-sekolah, di milis-milis, atau di perkumpulan-perkumpulan pengamat bahasa dan sastra semacam FLP, misalnya, perlu digalakkan kebiasaan menyatakan pendapat.  Apa pun pendapatnya, setiap orang harus bisa menyampaikannya dengan baik.  Apa pun fenomena yang diamati, pasti benak setiap orang memiliki pendapat masing-masing.  Mustahil ada manusia yang tidak memiliki pendapat.  Yang ada hanyalah manusia yang tidak mampu atau tidak berani menyatakan pendapatnya itu.

Masalah komunikasi memang bisa berimplikasi kemana-mana.  Hanya karena salah bicara, sepasang suami-istri bisa menemui perceraian.  Karena maksud yang tidak tersampaikan, sudah tidak terhitung banyaknya manusia yang menyesal.  Dan karena ketidakmampuan kita dalam merangkai kata, begitu banyak diskusi yang menemui kebuntuan.  Singkat kata, kegagalan dalam berbahasa bisa berakibat fatal!.

Senin, 15 November 2010

Kata-kata motivasi

“Jangan menjadi pohon kaku yang mudah patah. Jadilah bambu yang mampu bertahan
melengkung melawan terpaan angin.” 

“Berbahagialah selalu. Karena itu adalah salah satu cara menjadi bijaksana.”
“Bertahan hidup artinya selalu siap untuk berubah; karena perubahan adalah jalan menuju kedewasaan. Dan kedewasaan adalah sikap untuk selalu mengembangkan kualitas pribadi tanpa henti.”

“Visi bisa jadi adalah kekuatan terbesar kita. Ia selalu membangkitkan daya dan kesinambungan hidup; Ia membuat kita memandang masa depan dan memberi kerangka tentang apa yang belum kita ketahui.”

“Di masa lalu, pemimpin adalah bos. Namun kini, pemimpin harus menjadi partner bagi mereka yang dipimpin. Pemimpin tak lagi bisa memimpin hanya berdasarkan kekuasaan struktural belaka.”

“Perdamaian bukanlah berarti ketidakhadiran peperangan semata; Namun, ia adalah sebuah nilai-setonggak karakter kebaikan, kepercayaan, dan keadilan sejati

 “Jika seseorang belum menemukan sesuatu untuk diperjuangkan hingga akhir hayatnya,
maka kehidupannya tidak berharga.” 

“Jika Anda bisa membuat orang lain tertawa, maka Anda akan mendapatkan semua cinta yang Anda inginkan.” 

Orang yang tidak bisa memaafkan orang lain,sama saja dengan orang yang memutuskan
jembatan yang harus dilaluinya,karena semua orang perlu di maafkan.

Minggu, 14 November 2010

Berdamai dengan gosip dan kritikan.


    Kritik dan gosip adalah dua hal yang mungkin tidak disukai oleh kebanyakan orang. Namun demikian ada juga orang yang punya hobby melempar kritik dan menyebar gosip. Padahal belum tentu para kritikker dan gosipper ini lebih baik dari si korban yang dijadikan objek pembicaraan. Mereka selalu ke-‘pede’-an  menghembuskan aura negatif dari hobby yang buruk ini.

   Kritik dan gosip yang menghampiri kerap membuat kita gerah dan marah. Kalau sudah begitu energi kita akan terkuras dan hari-hari menjadi tidak menyenangkan. Untuk mengatasinya kita tidak perlu mengadakan konfrontasi ataupun perang terbuka. Hadapi saja dengan elegan,  dengan menawarkan solusi damai.
Agar bisa berdamai dengan kritik dan gosip sehingga keduanya tidak sampai mengganggu suasana hati dan membuat kita layu seperti kerupuk terendam kuah soto, ada beberapa kiat yang bisa dijadikan penangkal kejengkelan saat kena giliran mendapat kritik dan dihampiri gosip. Kiat tersebut antara lain;
  1. Menganggap kritik sebagai sarana memperbaiki kualitas diri dan karya yang dihasilkan.  Melihat dari sisi postif fungsi kritik mungkin bisa lebih melegakan dibandingkan merespon kritik dengan jengkel.
  2. Menganggap sang pemberi kritik adalah sosok yang peduli dengan kita dan menginginkan yang terbaik buat kita (yuhuu…) sehingga jika ada yang janggal dan kurang dari diri atau karya kita maka beliau langsung mengkritik.
  3. Menganggap kritik atau pemberi kritik sebagai sesuatu yang berbeda dengan kita, misalnya dari segi selera. Sepanjang tidak menggangu ketertiban umum, berbeda selera sih oke-oke saja. Jadi ketika menerima kritik dari orang yang berbeda selera, kita tidak akan begitu terganggu.
  4. Bagi yang sering dihampiri gosip.., bergembiralah kawan itu sebuah pertanda anda adalah orang terkenal hingga sering jadi bahan pembicaraan (narsis sedikit nggak masalah).
  5. Jangan sedih saat ditimpa gosip yang tidak menyenangkan karena hal tersebut sangat menguntungkan. Mengapa demikian? Karena dosa yang digosipkan akan ditransfer pada sang penebar gosip. Asyikkan….makanya berbahagialah!!!
  6. Jadikan gosip sebagai referensi untuk instrospeksi diri dan memperbaiki tingkah laku. Jangan sampai tindak tanduk kita mengundang sepak terjang para penggosip semakin merajalela.
  Semua hal diatas hanya sebagian dari berbagai alternatif yang bisa diandalkan untuk berdamai dengan kritik dan gosip. Banyak cara lain yang bisa digunakan. Tergantung dari seni kita masing-masing dalam menjalani hidup. Yang paling penting jangan sampai kritik dan gosip membuat murka sehingga kemarahan dan kejengkelan menguasai hati kita. Mari berdamai dengan kritik dan gosip. Karena bagaimanapun, suka tidak suka, kita hidup berdampingan dengan mereka. Berdamai… dan jadilah pemenang.

Masalah remaja saat ini


Apa sih masalah remaja masa kini?

cinta?

teman?

sekolah/kuliah?

Yah, yang di atas semua benar kok. 
Karena saya sedang mengalami salah satunya juga. Hehehe.
Saya bukan orang dengan latar belakang psikologi. Jadi gak mungkin saya bisa ngomong panjang lebar tentang masalah remaja. Hanya saja, kemaren sewaktu saya muncul dengan muka ditekuk berlipat-lipat di depan teman-teman kampus saya, ada yang langsung menyeletuk, “Kena masalah remaja neh..."
Masalah-masalah seperti ini, yang kadang dianggap remeh oleh banyak orang, bisa saja menjadi penting bagi sebagian orang yang lain. Contohnya saja di Jepang. Jepang termasuk negara yang memiliki tingkat bunuh diri yang cukup lumayan *sok tau mode ON*. Dan kebanyakan adalah karena mereka memiliki masalah dengan teman seperti digencet atau istilah kerennya bullying, atau memiliki masalah dengan pelajaran karena tingginya tingkat persaingan disana. Bahkan di banda aceh kota saya tercinta pun, pernah ada orang yang berniat bunuh diri karena ditolak cintanya. wah, gila benar....!!!
Jadi akankah hal-hal seperti ini dibiarkan?
Para orang tua yang anaknya masih remaja,
perhatikan mereka ya. . . Karena mereka yang kelihatannya tak punya masalah mungkin saja memendam sesuatu. Tidak harus dengan menginterogasi kami yang masih  imut-imut ini *hueek * tapi dengan mendampingi dan selalu ada saat dibutuhkan. Begitu juga kalo saudara-saudara punya teman. Perhatikan mereka. Karena tak semua orang bercerita dengan cablaknya permasalahan mereka. Setertutup apapun, sebenarnya tak ada orang yang suka sendirian kan. Selalu ucapkan you’ll never walk alone *bukan jagoan klub sepakbola loo..* pada orang-orang yang kita sayangi. Karena kita tak kan pernah tahu apa yang akan terjadi...oke....