Mengenai Saya

Foto saya
banda aceh, nangroe aceh darussalam, Indonesia
Herman rasyid: asal pinrang sulawesi selatan. mahasiswa fakultas hukum di universitas syiah kuala banda aceh (nangroe aceh darussalam)

Rabu, 15 Desember 2010

Belajar Mencari Hidup

setiap manusia mempunyai hak dan kewajiban untuk belajar, mulai dari ia dilahirkan sampai ia dikuburkan. setiap ajaran agama di seluruh dunia, mewajibkan umatnya untuk terus belajar dan belajar. Apakah belajar itu? dan kenapa setiap manusia wajib untuk belajar?

Belajar, dalam defenisi yang sederhana adalah proses perubahan menuju dari keadaan tidak tahu menjadi tahu dan mengerti proses, dalam hal belajar, dapat dilalui dengan berbagai cara (metode) dan berbagai bidang (medan) sesuai dengan kemampuan dan kapasitas masing-masing individu. sehingga, belajar bukan hanya melalui sekolah atau kuliah saja. kita juga bisa belajar kepada orang lain, baik yang telah berhasil maupun yang belum berhasil, dengan berdialog dan membaca buku.

kenapa kita butuh berdialog? dialog adalah sebuah proses mengkomunikasikan pemikiran, permasalahan maupun maupun solusi sebagai konsekuensi dari belajar dari orang lain. dengan berdialog, kita akan mengetahui berbagai pemikiran, permasalahan dan pertimbangan dalam menentukan apa yang hendak kita lakukan, bagaimana cara melakukan sesuatu, kapan kita harus melakukan sesuatu, dimana kita akan melakukan sesuatu, untuk apa dan siapa kita melakukan sesuatu. sehingga kita mampu memperluas cakrawala berpikir dan sudut pandang kita. hal ini akan membuat diri kita bisa mengambil langkah yang tepat dan bijaksana dalam bertindak dan berkarya. selain itu, dengan melakukan dialog, kita bisa mencari titik toleransi dan titik kompromi dengan orang lain yang memiliki keyakinan dan pemikiran yang berbeda dengan kita.

kenapa kita butuh membaca buku? sebuah buku, apapun bentuk dan isi didalamnya, adalah hasil dari sebuah karya yang telah melewati berbagai proses (internal dan eksternal) dalam penciptaannya. sebuah buku tidak mungkin tercipta dengan begitu saja atau tiba-tiba ada. oleh karena itu sebaik atau seburuk apapun sebuah buku, buku harus tetap mendapat penghormatan dan penghargaan yang layak, tidak peduli darimana atau siapapun yang menulis dan menciptakannya. bila ada buku yang kita anggap buruk atau jelek dalam hal bentuk atau isinya (manfaat dan pengaruhnya), kita tidak perlu membuang, membakar, membredel buku tersebut, atau bahkan mencaci maki, mengutuk, memenjara orang yang telah menulis atau menciptakan buku tersebut. jika kita mampu bersikap dengan cerdas dan bijaksana, kita bisa melakukan tindakan yang lebih "manusiawi" . misalnya, jika kita tidak setuju dengan bentuk suatu buku, kita bisa melakukan sanggahan atau memberikan pemikiran dan pandangan alternatif yang lebih baik dari buku yang kita anggap jelek isinya. dengan demikian, dialektika yang lebih "manusiawi" dapat dilakukan tanpa harus bertindak dengan kekerasan (anarki), yang justru memandulkan kreativitas dan mematikan nilai-nilai kemanusiaan.inilah arti belajar dengan baik dan bijak.

sesuai dengan defenisi belajar, yaitu proses perubahan menuju dari keadaan tidak tahu menjadi tahu dan mengerti, dengan melakukan dialog dan membaca buku, kita akan mampu melakukan perubahan dari kondisi yang buruk menuju kondisi yang lebih baik. inilah hakikat sesungguhnya dari belajar. dengan belajar kita mampu membangun dan melakukan sesuatu.

belajar adalah perjalanan. bukan perjalanan keluar, tetapi perjalanan ke dalam diri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar